Sebetulnya judul yang pas untuk menggambarkan isi postingan saya kali ini adalah bagaimana Allah menjawab doa manusia yang memohon padanya agar ditunjukan apakah seseorang itu adalah jodohnya atau bukan.
Dan postingan saya kali ini full curhat, jadi kesannya seperti anak ABG (Anak Baru Gede) tapi mudah-mudahan bisa bermanfaat dan diambil hikmahnya untuk adik-adik, mas-mas, mbak-mbak, abang-abang, akang-akang, teteh-teteh sekalian.
Mudah-mudahan ceritanya tidak dilebih-lebihkan dan saya ceritakan apa adanya menurut apa yang pernah saya alami jiahahaha.
Here we go!
yup memang benar saya telah putus dengan pacar saya tahun lalu tepatnya pasca momen yang di istimewakan umat Islam yaitu “hari lebaran”. Dengan beberapa alasan mungkin saya telah melakukan kesalahan terhadapnya.
Yang disesalkan adalah saya menghadapi situasi tersebut dengan cara yang “kurang dewasa” dan mungkin mengarah kekanak-kanakan.
Yup saya merasa tidak rela jika diputuskan “secara sepihak” disaat saya memang sedang merindukannya dan sayang sekali padanya.
Dan dia mengatakan bahwa sebetulnya dia “masih sayang” sama saya, tapi dia memutuskan untuk lebih baik mengakhiri saja hubungan ini.
Dan itu sakiiiiit sekali ndoo..
Saya rela putus dengannya jika saya “bisa” mengakhirinya dengan indah dan baik-baik, tapi yang sangat saya sesali “sama sekali tidak”.
But i can do nothing!
Sempat saya meminta balik sebulan kemudian tapi tidak ada jawaban huft.
Seiring waktu saya mulai introspeksi diri dan mengupgrade diri saya sendiri.
Saya berdoa pada Allah agar ditunjukan jalan dan diberi kekuatan ikhlas.
Dan saya pun selalu mendoakan yang terbaik untuk dirinya.
Hampir setahun saya masih “ngarep-ngarep bego” padanya jiahahaha. Padahal sudah ada beberapa wanita yang sudah dekat tapi hati saya masih teringat padanya dan saya tidak bisa membohongi diri saya sendiri bahwa saya masih sayang padanya.
Setelah saya menghilang selama 3 bulan, saya coba menghubungi dia lagi dan responnya “luar biasa” dia sangat “excited” seolah merasakan kerinduan yang sama seperti yang saya rasakan.
Seiring waktu komunikasi pun tetap berjalan tapi hanya sebatas perlunya saja, karena saat itu kita akhirnya hidup berjauhan terpisahkan antar kota dan antar propinsi (wahh kaya mobil angkutan aja nih haha).
Dibulan Ramadhan terakhir kemarin saya manfaatkan untuk berdoa pada Allah dan salat istiqarah :
agar ditunjukan jalan bahwa saya masih menyayanginya dan saya ingin hidup bersama dengan dirinya (meski rasanya enggak fair)
Setiap sehabis shalat tarawih di mesjid saya selalu mendoakan yang terbaik untuk dirinya dan untuk diri saya sendiri.
Tapi hati saya mulai “goyah” setelah sepertinya mengetahui ada pria lain yang sedang mendekatinya, tapi saya tidak berhenti untuk meminta doa pada Allah dan agar tetap diberi kekuatan ikhlas.
Saya tidak terlalu ambil pusing karena semuanya “belum terbukti”, karena saya pikir wajarlah jika ada pria lain yang mendekatinya, karena pria tersebut suka padanya.
Saya tidak berhak melarang atau marah! Apa hak saya? Siapa saya?
Tapi saya mulai mengikhlaskan dan merelakan jika ada pria lain yang suka padanya, karena saya tidak mau “berkompetisi” dengan pria lain demi untuk mendapatkan satu wanita.
Kaya engga ada wanita lain aja! Ahahaha…
Setelah saya tahu, di bulan Ramadhan itu akhirnya saya memutuskan dan berjanji pada diri sendiri bahwa :
saya tidak akan berharap lagi padanya dan saya akan mengikhlaskan dan merelakan apa pun keputusan dan jalan yang dia pilih, karena saya sangat menyayangi dia dan saya ingin melihat dia bahagia meski bukan bersama saya.
Menunggu waktu yang tepat, rencananya di momen hari “lebaran” kemarin saya akan menghubungi dan mengatakannya secara tidak langsung, yah sekalian mengucapkan “minal aidin wal faizin” padanya.
Akan tetapi “harapan” tersebut muncul kembali!
Dia memberi harapan untuk bisa bertemu secara langsung dengan saya!
Semua diluar dugaan dan akal sehat saya sebagai manusia!
Saya tidak memberi jawaban pasti pada saat itu, saya cuma bilang :
ya udah nanti aa kabari lagi.
Mama saya seolah lebih meyakinkan saya untuk bisa bertemu dengannya lagi.
Mungkin inilah jawaban atas doa saya selama ini terutama selama bulan Ramadhan, bahwa dia mungkin memang jodoh saya.
Akhirnya pada tanggal 12 September 2010 saya memutuskan untuk bertemu dengan dia dan silaturahmi dengan keluarganya, saya berencana mengajaknya jalan-jalan ke pantai pangandaran ciamis, bersama seluruh keluarga besar saya di suasana yang masih lebaran tersebut.
Yup alhamdulillah sepertinya dia nyaman berada ditengah-tengah keluarga besar saya dan suasana yang penuh kegembiraan disaat seluruh keluarga besar saya berkumpul bersama.
Canda dan tawa semuanya menjadi satu!
Dan hal paling bahagia adalah bahwa dia bisa akrab dengan mama saya.
Dia memanggil mama saya dengan panggilan :
mama
saya senang karena mungkin sosok seorang mama yang dia cari, sosok seorang mama yang sudah lama hilang dari hidupnya.
Dan saya bahagia sekali melihatnya!
Sungguh bahagia!
Shalat berjamaah bersama, saya imamnya dan dia makmumnya.
Ahhhh luar biasa brother and sister!
Disuasana malam yang begitu romantis indahnya pantai pangandaran, dia terhanyut dalam suasana yang saya ciptakan.
Sungguh bahagianya saya!
Saya pegang erat tangannya, saya rangkul bahunya, saya peluk dirinya dalam sentuhan hangat saya! Seolah saya tidak ingin terlepas (jiahaha).
Sesekali saya acak-acak rambutnya hahaha, entah kenapa saya suka sekali melakukan itu padanya. Diapun suka saya perlakukan seperti itu dan dia tidak merasa keberatan (mungkin dalam hatinya dia berkata : Stop it please! hehehe).
Dan tanpa saya minta, secara otomatis dia pun pegang erat tangan saya!
Sambil berjalan-jalan menikmati suasana romantis, melihat lalu lalang para wisatawan, letusan kembang api yang menambah keromantisan malam itu (jiahhh romantis wekkkkksss).
Tanpa ragu-ragu saya pun mencium keningnya!
Bahkan saat saya bilang ingin menciumnya, dia menyodorkan keningnya untuk saya cium (cihuyyy).
Saat saya ingin memeluknya, dia dekatkan tubuhnya pada saya.
Diapun menyandarkan kepalanya dibahu saya (ehemmm).
Begitu banyak cerita dan rasa rindu yang saya lepaskan kepadanya!
Saat perjalanan saya mengantarnya pulang dia berkata bahwa dia merasa “sedih”.
Hah? Sedih kenapa? Tapi saya tidak terlalu ambil pusing dan tidak terlalu memikirkannya, meski saya bilang:
harusnya kamu bahagia dong!
Arti dia bilang sedihnya itu bisa sahabat ketahui di akhir cerita postingan saya (ayo tebak sendiri).
Yup akhirnya kita berdua harus berpisah lagi, dia di kota sana dan saya di kota sini.
Rasa tidak nyaman menghantui saya lagi.
Tapi saya tidak berhenti untuk selalu berdoa pada Allah :
agar saya selalu diberi kekuatan ikhlas dan meminta agar dirinya selalu berada dalam lindungan Allah dan selalu diberi kesehatan.
Dan saya pun tetap meminta jawaban itu pada Allah dan tetap meminta pada Allah :
Ya Allah apakah dia jodoh saya? Tunjukan padaku Ya Allah!
Tidak lebih dari sebulan semenjak saya bertemu dengan dia lagi pada tanggal 12 September 2010, akhirnya pada tanggal 12 Oktober 2010 Allah menunjukan semua itu pada saya.
Allah memberikan jawaban atas doa saya selama ini! (sungguh keajaiban Allah yang berada diluar akal saya sebagai manusia).
Tanggal 12 Oktober 2010 saya telah ditunjukan bahwa dia sesungguhnya telah membuat keputusan sebelumnya!
Keputusan untuk menjalani hubungan dengan seorang pria ‘yang dipilihnya’!
Saya akhirnya mengerti kenapa dia tidak memberitahu saya saat 12 September 2010 klo sesungguhnya dia sudah memutuskan untuk menjalani hubungan dengan pria lain ‘yang dipilihnya’.
Tahu gitu jadikan saya tidak usah mengajaknya pergi jalan-jalan ke pantai pangandaran bersama keluarga besar saya! (haduuuhhh)
Kasihan ‘pria yang dipilihnya’ itu klo tahu ternyata saya bermesraan dengan dia (wanita yang jadi mantan saya sekarang).
Semua karena “saya tidak tahu” dan dia pun “tidak” menceritakan yang sebenarnya. Mungkin karena dia ingin menjaga perasaan saya dan tidak ingin merusak suasana romantis kita berdua saat itu.
Padahal mah jujur aja da insya Allah saya juga ikhlas dan nerima kok daripada akhirnya saya tahu sendiri klo dia sedang menjalani hubungan dengan pria lain.
Saya mengerti mungkin karena pengalaman dia bersama pria-pria freak dan teroris dimasa lalu!
Karena saya menghormati keputusan dan menghargai ‘yang dipilihnya itu’, jadi saya memutuskan untuk benar-benar mengikhlaskannya dan tidak akan berharap lagi padanya (semuanya dengan izin Allah).
Sehingga saya bisa tenang melanjutkan hidup saya dan tidak “ngarep-ngarep bego lagi”.
Saya bersyukur bahwa saya tidak sampai “merengek ,mengemis, apalagi maksa” agar dia mau balik lagi pada saya.
Apalagi sampai “nembak” padanya untuk jadi pacar saya lagi, saya hanya menunjukan padanya bahwa saya sangat sayang pada dia, saya rindu pada dia dan ingin melihat dia bahagia.
Saya mampu dan mudah karena saya belajar menerima keadaan tersebut dengan hati yang penuh keikhlasan!
Fiuhhh untung saja, saya bersyukur sekali pada Allah!
Berhubung percakapan sms terakhir saya dengan dia sudah dihapus, saya tuliskan lagi menurut apa yang saya ingat.
Mudah-mudahan tidak kurang dan tidak lebih ini dia.
Rully : engga sengaja nemu akun fb ******* ******* , i see ur wall,, then i know. Totally i have made a sin! But don’t worry cause i understand, i just wanna say be the best 4 u! Meski aa masih sayang,, there’s nothing i can do. Aa bisa nerima km lagi itupun klo aa belum punya pacar, tapi klo km mau jadi pacar ke-2 juga boleh kok jiahahaha (kidding).
****: thanksss,, alhamdulillah ak ud nemuin yang bs nerima ak dan belajar bwt memahami ak. Aku doakan yang terbaik bagi masing kita berdua. Amiiinnn!
Rully : Amin,, disinilah kedewasaan dan keikhlasan aa di uji,, mohon doanya aja.
****: maaf y a,, kita kan ud putus setahun yang lalu,, klo kedewasaan aa diuji harusnya aa sadarin diri dl. Ak ud ikhlasin aa semenjak waktu kita putus dl,, dan ak jg doakan yang terbaik kok bwt aa,, kita ud putus setahun yg lalu,, ak pernah bilang kl ak engga bisa ksh harapan apa2 ke aa.
****: fb aku udah ke hack,, ud engga bisa di buka lagi,, klo mau add aja fb aku yg baru.
Rully: yup aa mengerti sayang! Butuh proses buat aa untuk bisa benar2 ikhlas,, yang terbaik aja buat kamu. Mudah2an silaturahmi antara kita tidak terputus ahahaha *smile*
****: klo silaturahmi mah engga keputus. Maaf y a,, salam aja buat mama aa,, ak doakan aa biar cepet lulus kuliahnya.
Klo saya berada diposisi “ngarep” pasti berat sekali rasanya!
Tapi karena saya sudah belajar mengenai “keikhlasan dan ketulusan hati” jadi segala sesuatunya menjadi sangat mudah bagi saya.
Tanpa saya harus bersedih meneteskan air mata, apalagi klo sampai marah-marah engga jelas.
Syukur alhamdulillah deh…
Yup akhirnya saya mengerti dan mengetahui arti dibalik kata “sedihnya” saat itu.
Cuma kenapa sih dia engga bilang yang sebenarnya aja? Jadikan saya engga perlu melakukan seperti pada tanggal 12 September 2010.
Yup karena sebelumnya saya sudah mengikhlaskannya, setelah mengetahui semua ini saya tidak merasa bersedih, sakit hati berlebihan, merasakan emosi negatif lainnya.
Dan saya bersyukur sekali pada Allah karena telah diberi jawaban atas doa saya selama ini (sungguh keajaiban luar biasa yang berada diluar akal sehat saya sebagai manusia).
Akhirnya saya bisa melanjutkan hidup saya selanjutnya dengan tenang, tanpa perlu mengkhawatirkan dia secara berlebihan, karena saya yakin semua orang sayang dan peduli padanya. Dan ‘yang dipilihnya’ pasti perhatian padanya dan bisa membuat dia bahagia!
Setelah ikhlas, saya sama sekali tidak menyesali semua yang terjadi. Karena saya bisa menciptakan kebahagiaan dan hal-hal lebai lainnya (baca: romantis) bersama wanita yang memang benar-benar jodoh saya nantinya.
Saya masih bisa menciptakan kebahagiaan tersebut bersama wanita yang akan saya sayangi dan saya cintai kelak, dengan keikhlasan hati tentunya.
Jadi sama sekali saya tidak menyesal dan sangat zalim jika saya harus membencinya
Saya bersyukur sekali tidak berlaku demikian padanya dan saya pun tetap berupaya menjaga hubungan silaturahmi dengan dia secara baik-baik tanpa perlu menyisakan luka dihati masing-masing.
maaf jika aku punya salah ya sayang…
Saya bersyukur sekali karena saya bisa mengakhirinya dengan indah, tanpa harus menyakiti hatinya!
Inilah keajaiban Allah bahwa dulu saya mengakhiri hubungan dengan tidak indah, setelah menjalani hidup dengan ikhlas dan tiada hentinya berdoa pada Allah, akhirnya saya dihadapkan pada situasi yang sama.
Yang memiliki arti bahwa Allah memberi kesempatan pada saya untuk bisa memperbaiki kesalahan dimasa lalu. Allah masih memberi kesempatan pada saya untuk menyelesaikan masalah pada situasi yang sama dengan penuh keikhlasan dan kedewasaan.
Subhanallah..
Inilah keajaiban Allah yang luar biasa..
Terima kasih ya Allah!
Bandung, 14 Oktober 2010